UNIVERSITAS GUNADARMA
Sistem Informasi
TUGAS MAKALAH
PERTENTANGAN-PERTENTANGAN
SOSIAL & INTEGRASI
SOSIAL NASIONAL Nama :
Nur Mauliani NPM : 17120085 Kelas : 1KA01 MatKul : Ilmu Budaya Dasar Dosen :
Minik
Rinayanti
Jakarta
Tahun 20201
Kata Pengantar
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,
karena atas limpahan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Pertentangan Sosial dan Integrasi Nasional” ini dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah IBD.
Dalam makalah ini akan dibahas hal-hal yang menyangkut tentang perbedaan
kepentingan, prasangka dan diskriminasi, Ethnosentrisme dan stereotype, konflik
dalam masyarakat, serta integrasi masyarakat dan nasional. Maka dari itu
makalah ini cocok dibaca oleh kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum yang
cinta terhadap persatuan dan kesatuan sebagai warga negara Indonesia.
Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak
luput dari kekurangan. Oleh sebab itu kami sangat berharap dapat menerima
kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah-makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin….
Jakarta, 07 Juli 2021
Nur Mauliani
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap
tingkah laku individu satu dengan individu lain pasti berbeda. Individu
bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi apabila
gagal dalam memenuhi kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi
dirinya maupun bagi lingkungannya. Dan suatu hal yang saling berkaitan, apabila
seorang individu mempunyai prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk
membeda-bedakan. Maka akan terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik
daripada kebudayaan orang lain, sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan
ancaman atau kekerasan.
Di
dalam kelompok masyarakat Indonesia, konflik dapat disebabkan karena faktor
harga diri dan kebanggaan kelompok terusik, adanya perbedaan pendirian atau
sikap, perbedaan kebudayaan, benturan kepentingan (politik, ekonomi,
kekuasaan). Adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam masyarakat merupakan
tali pengikat kesatuan perilaku di dalam masyarakat. Suatu kelompok yang ada
dalam keadaan konflik yang berlangsung lama biasanya mengalami disintegrasi.
Dan untuk menyelesaikan semua itu melalui integrasi masyarakat. Integrasi dapat
berlangsung cepat atau lambat karena dipengaruhi oleh faktor homogenitas
kelompok, besar kecilnya kelompok, mobilitas geografis, dan efektifitas
komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
PERTENTANGAN SOSIAL DAN
INTEGRASI NASIONAL
1. Pertentangan Sosial
Pertentangan sosial di
dalam masyarakat merupakan salah satu konflik yang biasanya timbul dari
berbagai faktor-faktor sosial yang ada di dalam masyarakat itu sendiri.
Pertentangan sosial ataupun konflik adalah salah satu konsekuensi dari adanya
perbedaan-perbedaan dan tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku
di dalam masyarakat misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya
hidup. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pertentangan sosial
:
2. Perbedaan kepentingan
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya esensial bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri. Sehingga kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh individu didalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan
tersebut.Secara psikologis ada 2 jenis kepentingan dalan diri individu yaitu
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Individu satu berbeda dengan individu yang lainya.
Berikut ini merupakan
faktor perbedaan tersebut:
a. Faktor Bawaan
b. Faktor Lingkungan Sosial
Kedua faktor diatas
merupakan suatu contoh faktor yang dapat menimbulkan suatu perbedaan. Perbedaan
disini dibedakan atas faktor bawaan yaitu suatu faktor yang memang timbul
berdasarkan faktor perasaan ataupun bawaan seorang individu dalam menyelesaikan
masalahnya. Faktor yang lainnya adalah faktor lingkungan sosial yang merupakan
suatu faktor yang terjadi sangat dekat dengan lingkungan sekitar kita.
Sebagaimana kita tahu, lingkungan merupakan suatu tempat pendidikan yang paling
dekat dengan diri setiap individu yang dapat menentukan baik tidaknya seorang
individu di dalam lingkungan sosialnya.
3. Prasangka,Deskriminasi,dan Ethosentris
Prasangka merupakan dasar
pribadi seseorang yang setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap
bermusuhan sudah nampak. Prasangka selalu ada pada mereka yang berpikirnya
sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan, sarjana, dan pemimpin atau
negarawan. Prasangka dan diskriminasi ini merupakan tindakan yang dapat
merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat.
Dalam
kaitan dengan dasar kebutuhan pribadi, prasangka menunjukkan pada aspek sikap.
Sedangkan untuk diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek tindakan.[2]
Menurut Gordon
Allproc (1958) ada 5 pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya
prasangka :
a) Pendekatan Historis
Didasarkan atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior,
dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk
berprasangka terhadap kelas rendah.
b) Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Meliputi mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan
sosialisasi.
c) Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori
Frustasi Agresi).
d) Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga
persepsilah yang menyebabkan prasangka.
e) Pendekatan Naive
Menyatakan bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti
individu yang berprasangka.
Etnosentrisme merupakan
sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan menggunakan
ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan diajarkan kepada anggota kelompok secara
sadar atau tidak, bersama-sama dengan nilai kebudayaan. Stereotype merupakan
suatu tanggapan dan anggapan yang bersifat jelek dan tantangan mengenai
sifat-sifat dan watak pribadi orang/golongan lain yang bercorak negatif sebagai
akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya subjektif.
Pertentangan
Sosial dan Ketegangan Masyarakat
Konflik
(Pertentangan) cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau
kebencian. Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri
seseorang, anggota kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang konstruktif dalam hubungan kelompok.
Ada 3 elemen dasar yang
merupakan ciri-ciri dari situasi konflik :
Terdapat
2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.
Unit
tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah, nilai,
sikap dan gagasan).
Terdapat
interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.Terjadinya
konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam kelompok dan didalam
masyarakat.
Konflik merupakan suatu
tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan
dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan diri
sendiri, kelompok, dan masyarakat,seperti :
§ Pada
taraf didalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan,
ketidakpastian, atau emosi emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri
seseorang.
§ Pada
taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri
individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam
tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk
menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
§ pada
taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai
dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang
bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta
minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis
didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam
kebudayaan-kebudayaan lain.
Cara-cara pemecahan konflik
:
1.
Elimination
Yaitu
pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan
dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
2.
Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak
lain untuk mentaatinya.
3.
Majority Rule
Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan,
tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.
Minority Consent
Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa
dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan
bersama.
5.
Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan
mendapatkan jalan tengah.
6.
Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan
ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi
semua pihak.
4.
Golongan-golongan yang Berbeda dan Integrasi
Sosial
Integrasi berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi masyarakat dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di
mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap
kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan
mereka masing-masing.
Suatu
integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupakan tantangan fisik maupun konflik yang terjadi
secara sosial budaya.
Bentuk Integrasi sosial :
§ o Asimilasi yaitu pembauran kebudayaan yang disertai
dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
§ o Alkulturasi yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur
asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
Faktor-Faktor terjadinya
masalah sosial :
1.
Faktor Internal: Faktor
yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari
suatu perasaan yang dialami oleh seorang individu itu sendiri, seperti:
§ Kesadaran
diri sebagai makhluk sosial
§ Tuntutan
kebutuhan
§ Jiwa
dan semangat gotong royong
1.
Faktor External: Faktor
yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari
suatu masalah yang dialami oleh seorang individu itu sendiri di dalam
lingkungan sosialnya, seperti :
§ Tuntutan
perkembangan zaman
§ Persamaan
kebudayaan
§ Terbukanya
kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
§ Persaman
visi, misi, dan tujuan
§ Sikap
toleransi
§ Adanya
kosensus nilai
§ Adanya
tantangan dari luar[9]
Syarat Berhasilnya
Integrasi Sosial :
1. Untuk
meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan
perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2. Tiap
warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang
lainnya.
1.
Integrasi Nasional
Integrasi Nasional adalah
penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu
keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang
banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Selain itu dapat pula diartikan bahwa
integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin meningkat untuk
menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah.
Integrasi
Nasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang berbeda
adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah integrasi
sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi berbeda
dan latar belakang sosio-kultural nation state berbeda pula, sehingga integrasi
diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan
kekerasan atau strategi politik yang lebih lunak.
Kata
Nasional berasal dari kata nation (Inggris) yang berarti bangsa.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Integrasi
nasional mempunyai arti sebagai berikut:
§ Secara
politis,integrasi berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
§ Secara
antropologis,integrasi berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan
yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
masyarakat.
1.
Beberapa permasalahan Integrasi Nasional :
2.
Perbedaan Ideologi
3.
Kondisi masyarakat yang majemuk
4.
Masalah territorial daerah yang berjarak
cukup jauh
5.
Pertumbuhan partai
6.
Factor-faktor pendorong Integrasi Nasional
sebagai berikut :
7.
Factor sejarah yang menimbulkan rasa senasib
dan seperjuangan.
8.
Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa
Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam sumpah pemuda tanggal 28 Oktober
1928
9.
Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa
Indonesia sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan,dan mengisi
kemerdekaan.
10. Rasa
rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh
banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
11. Kesepakatan
atau consensus nasional dalam perwujudan proklamasi kemerdekaan, pancasila dan
UUD 1945, bendera merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan
bahasa Indonesia.
12. Factor-faktor penghambat integrasi nasional
sebagai berikut :
13. Masyarakat
Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam factor-faktor kesukubangsaan
dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut,
ras dan sebagainya.
14. Wilayah
Negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
15. Besarnya
kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong
keutuhan,kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun
luar negri.
16. Masih
besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan dimasalah
SARA(Suku,Agama,Ras,dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan
kedaerahan,demonstrasi dan unjuk rasa.
17. Adanya
paham “ Etnosentrisme” diantara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
18. Contoh
pendorong Integrasi Nasional,antara lain sebagai berikut :
19. Adanya
rasa keinginan untuk bersatu menjadi Negara yang lebih maju dan tangguh dimasa
yang akan datang.
20. Rasa
cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia.
21. Adanya
rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu
adalah hal yang sangat sulit.
22. Adanya
sikap kedewasaan disebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentanngan pihak
ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.
23. Adanya
rasa senasib dan sepenanggungan
24. Adanya
rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan Negara demi terciptanya
kedamaian.
25. Integrasi
Nasional terdiri dari beberapa aspek,seperti :
26. Kesadaran
pentingnya memelihara eksistensi bangsa dari segala bentuk ancaman.
27. Kemampuan
sistem politik nasional dalam mengakomodasikan aspirasi masyarakat.
28. Kemampuan
desentralisasi pemerintah sebagai salah satu factor untuk memperbesar
kesadaran, kreativitas, kontribusi masyarakat sebagai salah satu pilar utama
integrasi nasional.
29. Integrasi
Sosial juga memiliki beberapa tahapan,sebagai berikut :
30. Tahap
koordinasi
Situasi individu atau
kelompok yang bersedia mengharapkan kerjasama dalam bidang yang cukup luas,sehingga
diperlukan pembagian kerja dan koordinasi. Dalam taraf ini prasangka-prasangka
mulai hilang dan mencapai solidaritas.
1.
Tahap koordinasi
Merupakan situasi
tercapainya kesamaan selera,gaya hidup,bahasa,nilai-nilai, norma-norma,
kepentingan dan tanggung jawab.
BAB III
KESIMPULAN
Pertentangan sosial ataupun
konflik adalah salah satu konsekuensi dari adanya perbedaan-perbedaan dan
tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat
misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya hidup.
Etnosentrisme merupakan
sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan menggunakan
ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan diajarkan kepada anggota kelompok secara
sadar atau tidak, bersama-sama dengan nilai kebudayaan.
Integrasi Nasional adalah
penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu
keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang
banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Setiap tingkah laku
individu satu dengan individu lain pasti berbeda. Individu bertingkah laku
karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi apabila gagal dalam
memenuhi kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya
maupun bagi lingkungannya.
Ref.
https://fauzanbrs94.wordpress.com/2015/11/24/pertentangan-sosial-dan-integrasi-nasional/