Tuesday, July 6, 2021

 

UNIVERSITAS GUNADARMA


Sistem Informasi

TUGAS MAKALAH

PERTENTANGAN-PERTENTANGAN SOSIAL

& INTEGRASI SOSIAL NASIONAL

 

                                    Nama              : Nur Mauliani

                                    NPM               : 17120085

Kelas               : 1KA01

MatKul           : Ilmu Budaya Dasar

Dosen              : Minik Rinayanti

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Jakarta

Tahun 20201

 

Kata Pengantar

 

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Pertentangan Sosial dan Integrasi Nasional” ini dengan baik dan lancar.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah IBD. Dalam makalah ini akan dibahas hal-hal yang menyangkut tentang perbedaan kepentingan, prasangka dan diskriminasi, Ethnosentrisme dan stereotype, konflik dalam masyarakat, serta integrasi masyarakat dan nasional. Maka dari itu makalah ini cocok dibaca oleh kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum yang cinta terhadap persatuan dan kesatuan sebagai warga negara Indonesia.

Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh sebab itu kami sangat berharap dapat menerima kritik dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin….

 

 

Jakarta, 07 Juli 2021

 

 

 

 

Nur Mauliani

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

Setiap tingkah laku individu satu dengan individu lain pasti berbeda. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi apabila gagal dalam memenuhi kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Dan suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai prasangka dan akan cenderung membuat sikap untuk membeda-bedakan. Maka akan terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik daripada kebudayaan orang lain, sehingga timbullah konflik yaitu berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan.

Di dalam kelompok masyarakat Indonesia, konflik dapat disebabkan karena faktor harga diri dan kebanggaan kelompok terusik, adanya perbedaan pendirian atau sikap, perbedaan kebudayaan, benturan kepentingan (politik, ekonomi, kekuasaan). Adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam masyarakat merupakan tali pengikat kesatuan perilaku di dalam masyarakat. Suatu kelompok yang ada dalam keadaan konflik yang berlangsung lama biasanya mengalami disintegrasi. Dan untuk menyelesaikan semua itu melalui integrasi masyarakat. Integrasi dapat berlangsung cepat atau lambat karena dipengaruhi oleh faktor homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok, mobilitas geografis, dan efektifitas komunikasi.

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI NASIONAL

1. Pertentangan Sosial

Pertentangan sosial di dalam masyarakat merupakan salah satu konflik yang biasanya timbul dari berbagai faktor-faktor sosial yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Pertentangan sosial ataupun konflik adalah salah satu konsekuensi dari adanya perbedaan-perbedaan dan tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya hidup. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pertentangan sosial :

2. Perbedaan kepentingan

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu didalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan tersebut.Secara psikologis ada 2 jenis kepentingan dalan diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Individu satu berbeda dengan individu yang lainya.

Berikut ini merupakan faktor perbedaan tersebut:
a. Faktor Bawaan
b. Faktor Lingkungan Sosial

Kedua faktor diatas merupakan suatu contoh faktor yang dapat menimbulkan suatu perbedaan. Perbedaan disini dibedakan atas faktor bawaan yaitu suatu faktor yang memang timbul berdasarkan faktor perasaan ataupun bawaan seorang individu dalam menyelesaikan masalahnya. Faktor yang lainnya adalah faktor lingkungan sosial yang merupakan suatu faktor yang terjadi sangat dekat dengan lingkungan sekitar kita. Sebagaimana kita tahu, lingkungan merupakan suatu tempat pendidikan yang paling dekat dengan diri setiap individu yang dapat menentukan baik tidaknya seorang individu di dalam lingkungan sosialnya.

3. Prasangka,Deskriminasi,dan Ethosentris

Prasangka merupakan dasar pribadi seseorang yang setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak. Prasangka selalu ada pada mereka yang berpikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan, sarjana, dan pemimpin atau negarawan. Prasangka dan diskriminasi ini merupakan tindakan yang dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat.

Dalam kaitan dengan dasar kebutuhan pribadi, prasangka menunjukkan pada aspek sikap. Sedangkan untuk diskriminasi menunjukkan pada aspek-aspek tindakan.[2]

Menurut Gordon Allproc (1958) ada 5 pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya prasangka :

a) Pendekatan Historis
Didasarkan atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior, dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah.

b) Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Meliputi mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi.

c) Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori Frustasi Agresi).

d) Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka.

e) Pendekatan Naive
Menyatakan bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.

Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan diajarkan kepada anggota kelompok secara sadar atau tidak, bersama-sama dengan nilai kebudayaan. Stereotype merupakan suatu tanggapan dan anggapan yang bersifat jelek dan tantangan mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang/golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya subjektif.

Pertentangan Sosial dan Ketegangan Masyarakat

Konflik (Pertentangan) cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau kebencian. Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri seseorang, anggota kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang konstruktif dalam hubungan kelompok.

Ada 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik :

Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat konflik.

Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam (kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap dan gagasan).

Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.Terjadinya konflik bisa pada didalam diri seseorang, didalam kelompok dan didalam masyarakat.

Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada lingkungan diri sendiri, kelompok, dan masyarakat,seperti :

§  Pada taraf didalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang.

§  Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.

§  pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.

Cara-cara pemecahan konflik :

1.     Elimination
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.

2.     Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.

3.     Majority Rule
Yaitu suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.

4.     Minority Consent
Yaitu kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.

5.     Compromise
Yaitu semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.

6.     Integration
Yaitu pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

4.     Golongan-golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial

Integrasi berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi masyarakat dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.

Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupakan tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

Bentuk Integrasi sosial :

§  Asimilasi yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.

§  Alkulturasi yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.

Faktor-Faktor terjadinya masalah sosial :

1.     Faktor Internal: Faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu perasaan yang dialami oleh seorang individu itu sendiri, seperti:

§  Kesadaran diri sebagai makhluk sosial

§  Tuntutan kebutuhan

§  Jiwa dan semangat gotong royong

1.     Faktor External: Faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu masalah yang dialami oleh seorang individu itu sendiri di dalam lingkungan sosialnya, seperti :

§  Tuntutan perkembangan zaman

§  Persamaan kebudayaan

§  Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama

§  Persaman visi, misi, dan tujuan

§  Sikap toleransi

§  Adanya kosensus nilai

§  Adanya tantangan dari luar[9]

Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial :

1.     Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.

2.     Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.

 

1.     Integrasi Nasional

Integrasi Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Selain itu dapat pula diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah.

Integrasi Nasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah integrasi sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi berbeda dan latar belakang sosio-kultural nation state berbeda pula, sehingga integrasi diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan kekerasan atau strategi politik yang lebih lunak.

Kata Nasional berasal dari kata nation (Inggris) yang berarti bangsa.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Integrasi nasional mempunyai arti sebagai berikut:

§  Secara politis,integrasi berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.

§  Secara antropologis,integrasi berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.

1.     Beberapa permasalahan Integrasi Nasional :

2.     Perbedaan Ideologi

3.     Kondisi masyarakat yang majemuk

4.     Masalah territorial daerah yang berjarak cukup jauh

5.     Pertumbuhan partai

6.     Factor-faktor pendorong Integrasi Nasional sebagai berikut :

7.     Factor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.

8.     Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam sumpah pemuda  tanggal 28 Oktober 1928

9.     Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan,dan mengisi kemerdekaan.

10. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.

11. Kesepakatan atau consensus nasional dalam perwujudan proklamasi kemerdekaan, pancasila dan UUD 1945, bendera merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

12.  Factor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut :

13. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam factor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.

14. Wilayah Negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.

15. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan,kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negri.

16. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan dimasalah SARA(Suku,Agama,Ras,dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan,demonstrasi dan unjuk rasa.

17. Adanya paham “ Etnosentrisme” diantara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.

18. Contoh pendorong Integrasi Nasional,antara lain sebagai berikut :

19. Adanya rasa keinginan untuk bersatu menjadi Negara yang lebih maju dan tangguh dimasa yang akan datang.

20. Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia.

21. Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit.

22. Adanya sikap kedewasaan disebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentanngan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.

23. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan

24. Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan Negara demi terciptanya kedamaian.

25. Integrasi Nasional terdiri dari beberapa aspek,seperti :

26. Kesadaran pentingnya memelihara eksistensi bangsa dari segala bentuk ancaman.

27. Kemampuan sistem politik nasional dalam mengakomodasikan aspirasi masyarakat.

28. Kemampuan desentralisasi pemerintah sebagai salah satu factor untuk memperbesar kesadaran, kreativitas, kontribusi masyarakat sebagai salah satu pilar utama integrasi nasional.

 

29. Integrasi Sosial juga memiliki beberapa tahapan,sebagai berikut :

30. Tahap koordinasi

Situasi individu atau kelompok yang bersedia mengharapkan kerjasama dalam bidang yang cukup luas,sehingga diperlukan pembagian kerja dan koordinasi. Dalam taraf ini prasangka-prasangka mulai hilang dan mencapai solidaritas.

1.     Tahap koordinasi

Merupakan situasi tercapainya kesamaan selera,gaya hidup,bahasa,nilai-nilai, norma-norma, kepentingan dan tanggung jawab.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

KESIMPULAN

 

Pertentangan sosial ataupun konflik adalah salah satu konsekuensi dari adanya perbedaan-perbedaan dan tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya hidup.

Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan diajarkan kepada anggota kelompok secara sadar atau tidak, bersama-sama dengan nilai kebudayaan.

Integrasi Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.

Setiap tingkah laku individu satu dengan individu lain pasti berbeda. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi apabila gagal dalam memenuhi kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.

 

 

 

Ref. 

https://fauzanbrs94.wordpress.com/2015/11/24/pertentangan-sosial-dan-integrasi-nasional/